Islam Bukan Aksesories

 


“Sesungguhnya Allah tidak akan merubah keadaan suatu kaum hingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri” (penggalan QS Ar-Ra'd:11).

Surat diatas ditafsirkan dengan bernas melalui kalimat singkat seorang ulama dan qiyadah dakwah; “Tegakkan daulah Islam dalam dirimu maka ia akan tegak daulah islam di bumi mu” (Imam al Hudhaibi).

Islam itu bukan asesoris. Jangan pernah berpikir ketika asesoris itu engkau tempelkan pada entitas tertentu maka ia akan menjadi entitas Islam, sekalipun asesoris itu engkau tempelkan pada suatu entitas yang bernama negara. Tidak bisa suatu negara menjadi negara Islam hanya karena UUD dasar menyatakan bahwa hukum negara dilandaskan pada Islam, tidak bisa dan tidak akan pernah bisa kecuali kalau Islam itu telah hadir dalam unsur yang paling mikro dari entitas yang bernama negara yakni manusia yang mengusungnya.

Sering kita lupa bahwa keadaan kolektif adalah refleksi dari individual. Maka ketika engkau melihat maraknya distorsi peradaban dilingkungan sosial mu itu adalah refleksi bisa jadi memang distorsi itu juga hadir dalam dirimu. Maka tidak bisa perbaikan kolektif lahir tampa kehadiran perbaikan individual. Tidak mungkin hadir perbaikan kita tampa perbaikan saya, dan tidak akan hadir perbaikan mereka tampa perbaikan kita terlebih dulu.

Maka hikmah penting ketika kita belum mampu menghadirkan kemenangan-kemenangan di level state (negara) mungkin Allah kasihan kepada kita dan kepada orang yang dinaungin oleh kemenangan kita karena akan timbul persepsi yang salah dengan Islam. Sekali lagi Islam itu bukan asesoris. Kalau itu kita lakukan maka dampaknya fitnah timbul terhadap Islam itu sendiri. Karena tidak mustahil banyak orang merasakan bahwa pemerintahan Islam rasanya sama dengan pemerintahan otoriter, atau pemerintahan Islam rasanya pemerintahan kapitalistik atau pemerintahan Islam berasa komunis-sosialis atau rasa-rasa lainnya yang menimbulkan fitnah terhadap kemuliaan Islam.

Maka pekerjaan berat para pengemban hadirnya peradaban Islam dalam cakupan sosial bahkan negara adalah menghadirkan prototipe peradaban Islam yang diperjuangkann yaitu ada dalam dirinya.

Ketika kita ingin menghadirkan Islam dalam negara. Negara itu hadir untuk mewujudkan kesejahteraan dan keadilan semua makhluk yang hidup di dalam negara itu. Negara itu adalah untuk semua bukan untuk personal atau kelompok tertentu. Maka para pengusung Islam di level negara ini harus menghadirkan dirinya bahwa secara individual mereka adalah sosok yang hadir untuk kebaikan semua bukan untuk personal dan kelompok tertentu.

Bahwa negara itu hadir untuk mengabdi tampa pamrih kepada semua manusia yang berada di bawah naungan. Itu artinya para pengusung Negara Islam pun harus menghadirkan dalam kapasitas personal dan individual mereka bahwa mereka hadir untuk semua manusia. Kebaikan yang mereka kontribusikan bukan untuk pribadi-kelompok. Ini memang bukan pekerjaan mudah karena ini adalah karakter para nabi dan rasul. Anda lihat para nabi-rasul memberikan yang terbaik bagi lingkungannya. Jangankan berharap imbalan pribadi, bahkan tidak untuk sekedar ucapan terimakasih dari manusia.

Oleh Andi Irawan
 

posted by @Dd
Share on Google Plus

About @Adimin

    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 comments:

Post a Comment